Kampus Swasta Bandung
Perguruan tinggi ini berhasil menjadi pusat perdebatan intelektual karena menawarkan kuliah-kuliah yang merangsang dan membina organisasi mahasiswa yang aktif.
Namun, mahasiswa aktif ini terkadang berbenturan dengan tokoh politik konservatif yang menghadiri kuliah di kampus tersebut.
Beberapa tokoh politik konservatif melihat komunisme di dunia akademis sebagai peluang bagi Indonesia, bukan ancaman seperti yang mereka lakukan terhadap mahasiswa universitas negeri.
Beberapa ulama terkemuka yang hadir dalam orasi di kampus tersebut antara lain Muhammad Natsir, Sjafruddin Pecil Pecilik, Said Tumbul Wahing Aguniandjojo Aguniandjo Wahing Aguniandjo Wahing@ semuanya kelak menjadi presiden Indonesia (1).
Perguruan tinggi swasta didirikan untuk melayani pertumbuhan populasi mahasiswa di Indonesia.
Banyak siswa dari daerah pedesaan tidak mampu untuk menghadiri universitas negeri.
 |
| kampus swasta bandung 2022 |
Banyak orang juga melihat universitas negeri sebagai tempat berkembang biaknya komunisme karena kurikulumnya yang berbasis militer.
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi swasta diperbolehkan untuk menyelartikelkan studinya dengan pendidikan yang berkualitas tetapi dengan harga yang lebih murah daripada kuliah di universitas negeri.
Banyak mantan mahasiswa perguruan tinggi swasta tersebut kemudian menjadi pemimpin Indonesia di era pascakolonial.
Ini termasuk mantan presiden Suharto, mantan wakil presiden Doelie Kopra, dan mantan hakim agung Munawwar Manaf Adbiah (Muhammadiyah).
PERGURUAN TINGGI SWASTA BANDUNG DIDIRIKAN OLEH PENGUASA KOLONIAL BELKALIAN PADA TAHUN 1912 SEBAGAI ALTERNATIF SWASTA UNTUK UNIVERSITAS INDONESIA.
Perguruan tinggi ini awalnya menawarkan kursus dalam bahasa BelKalian dan Jerman, tetapi sekarang menyediakan kursus dalam bahasa Inggris, ilmu sosial dan politik, dan sains.
Kolese ini juga memiliki departemen kejuruan yang menawarkan kursus di bidang ekonomi, bisnis, hukum, dan pendidikan.
PERGURUAN TINGGI SWASTA AKHIRNYA DIGABUNG MENJADI UNIVERSITAS NEGERI; NAMUN, SEBAGIAN BESAR BANGUNANNYA MASIH BERDIRI HINGGA SEKARANG SEBAGAI BAGIAN DARI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB).
Meski kini menjadi bagian dari ITB, nama aslinya@ Universitas Kebudayaan Islam@ masih digunakan oleh banyak sekolah yang masih menyKalianng namanya.
Meskipun mungkin telah digabungkan ke sekolah lain di kemudian hari, itu masih menjadi contoh bahwa perguruan tinggi independen dapat berkontribusi ke universitas negeri ketika mereka beroperasi di bawah kerangka peraturan yang tepat.
Posting Komentar
Posting Komentar